menyikapi hidup
ada sebab dan alasan
Selasa, 18 November 2014
PANTAI KLAYAR , PACITAN , JAWA TIMUR
Senin, 17 November 2014
BBM NAIK ? operator angkutan umum juga serba salah.. cape dehhhh
Para sopir menyatakan, jika hal ini dibiarkan, mereka akan menaikkan tarif secara sepihak. Hal ini dilakukan lantaran beban operasional mereka menjadi bertambah.
Seperti diungkapkan Habib,seorang sopir . Dirinya berharap, penyesuaian tarif oleh instansi terkait dan pemerintah dapat segera diputuskan. "Kita jadi bimbang, artinya kita mau naikin salah. Tapi kalau begini terus ya sedikit-sedikit kita pinter-pinternya aja, kita naikin seribu atau lima ratus perak," kata Habib kepada seoranggggg.
Misalnya, untuk tarif dari rute Pasar Minggu hingga Rawajati. Biasanya, penumpang mesti membayar Rp 5.000. Namun, Habib menyatakan, jika berlarut terus tanpa penyesuaian tarif dirinya akan menaikan ongkos menjadi Rp 6.000.
Hal senada diungkapkan Ardi Johari (58), seorang sopir angkot . Ia mengaku, juga akan menaikan tarif seribu rupiah dari tarif biasanya dengan kenaikan BBM ini. Namun, hal itu belum dilakukannya di hari perdana kenaikan BBM saat ini.
"Belum, kita enggak berani. Takutnya ketangkep sama Dishub . Kalu kita naikini tarif sembarangan kita dikandangin mobilnya," ujar Ardi.
Akan tetapi, jika penyesuaian tarif lambat dilakukan, ia berniat menaikan tarif sepihak. "Mau enggak mau harus kita naikin juga tanpa instruksi Dishub . Mau buat makan kurang. Harusnya dipercepat penyesuaian tarifnya," ujar Ardi.
Kebijakan menaikan tarif menurutnya tidak tepat saat ini. Dampaknya, kata Ardi, terasa pada penumpang. "Seharusnya enggak dinaikkin. Memberatkan rakyat. Rakyat sudah miskin tambah miskin lagi. Kita sopir jadi puyeng," ujarnya.
Sabtu, 14 Juni 2014
SELEKSI PENERIMAAN CALON TARUNA SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT 2014
Sekolah Tinggi Transportasi Darat adalah perguruan tinggi
kedinasan yang bernaung dibawah Kementerian Perhubungan. Cikal bakal
Sekolah Tinggi Transportasi Darat bermula dari didirikannya Akademi Lalu
Lintas (ALL) pada tanggal 8 September 1951 oleh Presiden Ir. H. Soekarno.
Dengan alasan tertentu pada tahun 1964, ALL tidak dioperasikan atau
tidak melakukan kegiatan. Dengan mempertimbangkan pertumbuhan lalu
lintas, perkembangan teknologi transportasi jalan dan kompleksitas
permasalahan lalu lintas jalan lahirlah gagasan untuk mengaktifkan
kembali Akademi Lalu Lintas. Pada tanggal 5 Desember 1980,
Akademi Lalu Lintas diaktifkan kembali dengan nama Balai Pendidikan dan
Latihan Ahli Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (BPL-ALLAJR), namun masih
disebut - sebut dengan nama Akademi Lalu Lintas. BPL-ALLAJR hanya
menyelenggarakan program Diploma III Ahli LLAJR. Sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan kualifikasi tenaga ahli yang lebih tinggi serta
perkembangan sistem pendidikan yang ada maka pada tanggal 10 Maret 2000, dengan Kepres No.41 Tahun 2000 status BPL-ALLAJR ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD). Sekolah Tinggi ini menyelenggarakan 1 Program Diploma II, 3 Program Diploma III dan 1 Program Diploma 4:
untuk keterangan lebih lanjut >> SIPENCATAR STTD 2014
- Program Diploma IV Transportasi Darat - lokasi bekasi
- Program Diploma III Lalu Lintas dan Angkutan Jalan - lokasi bekasi
- Program Diploma III Perkeretaapian -lokasi bekasi
- Program Diploma III LLASDP (Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan)- lokasi palembang
- Program Diploma II PKB (Penguji Kendaraan Bermotor)- lokasi Bali
untuk keterangan lebih lanjut >> SIPENCATAR STTD 2014
calon pemimpin kita
SIAPA YANG BERHAK MENUNGGANGI MERCEDES-BENZ INI ???????
1. MAS BOWO
Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo (lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951; umur 62 tahun) adalah seorang pengusaha, politisi, dan mantan perwira TNI Angkatan Darat. Ia menempuh pendidikan dan jenjang karier militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam bisnis dan politik. Bersama Hatta Rajasa, ia maju sebagai calon Presiden Indonesia ke-7 dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014.
Lahir di Jakarta, masa kecil Prabowo putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo banyak dilewatkan di luar negeri bersama orangtuanya. Minatnya pada dunia militer dipengaruhi figur paman Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946. Keluar sebagai lulusan terbaik Akademi Militer tahun 1974, Prabowo mencatatkan diri sebagai komandan termuda saat mengikuti operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Kariernya melejit setelah menjabat Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1983. Merengkuh jabatan Komandan Kopassus pada 1995, selang setahun ia dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Kopasus, memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Terakhir, ia bertugas sebagai Panglima Kostrad dua bulan sampai kejatuhan Presiden Soeharto pada Mei 1998.
Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan beberapa negera Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Bisnis Prabo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak di sektor berbeda. Kembali ke Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik. Pada 2008, ia bersama rekannya mengukuhkan pembentukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Lewat jalur perhimpunan, Prabowo merangkul petani, pedagang pasar tradisional, dan kegiatan pencak silat Indonesia. Selama dua periode, ia memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2004.
2.MAS JOKO
Joko Widodo atau Jokowi (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961; umur 52 tahun) adalah politikus Indonesia dan Gubernur DKI Jakarta. Ia adalah mantan Wali Kota Surakarta (Solo) dari tahun 2005 sampai 2012 didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.[5] Dua tahun sementara menjalani periode keduanya di Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk memasuki pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).[6]
Walaupun pada masa kecilnya pernah tergusur sebanyak tiga kali,[7] ia mampu diterima di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dan setelah lulus berhasil menjadi pengusaha furnitur.[7] Setelah itu, karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.[8] Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah kota Surakarta menjadi kota pariwisata, budaya, dan batik.[9] Di bawah kepemimpinannya, bus Batik Solo Trans diperkenalkan,[10] berbagai kawasan seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan,[11] dan Solo menjadi tuan rumah berbagai acara internasional.[11] Selain itu, Jokowi juga dikenal akan pendekatannya dalam merelokasi pedagang kaki lima yang "memanusiakan manusia".[12] Berkat pencapaiannya ini, pada tahun 2010 ia terpilih lagi dengan suara melebihi 90%.[13] Kemudian, pada tahun 2012, ia dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.[6]
Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil memenangkan Pilkada Jakarta 2012, dan kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang "baru" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.[14] Ia akan menjabat selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2017. Selama menjabat sebagai gubernur, ia melancarkan berbagai program seperti Kartu Jakarta Sehat,[15] Kartu Jakarta Pintar,[16] lelang jabatan,[17] pembangunan Angkutan Massal Cepat (MRT) dan Monorel,[18][19] pengembalian fungsi waduk dan sungai, serta penyediaan ruang terbuka hijau.[21]
Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya melambung tinggi dan ia terus menjadi sorotan media.[22][23] Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014.[24] Ditambah lagi, hasil survei menunjukkan bahwa nama Jokowi terus diunggulkan.[25] Pada awalnya, Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak akan mengumumkan Calon Presiden PDI-P sampai setelah pemilihan umum legislatif 9 April 2014.[26] Namun, pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi telah menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden dari PDI-P, tiga minggu sebelum pemilihan umum legislatif dan dua hari sebelum kampanye.[27]
JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil riset terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, publik yang mendukung pasangan capres-cawapres, Joko Widodo-Jusuf Kala mencapai 35,42 persen, sementara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 22,75 persen. Massa mengambang atau belum menentukan pilihan terhadap pasangan capres tertentu mencapai 41,80 persen.Peneliti LSI Ade Mulyana dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (30/5/2014) mengatakan, massa mengambang di atas 40 persen adalah jumlah yang besar yang bisa mengubah peta kemenangan.
Empat puluh hari ini adalah pertarungan keungulan mesin politik (Prabowo-Hatta) versus keunggulan pesona tokoh (Jokowi-Jusuf Kalla). Siapa yang menang adalah yang paling cerdas tampil di publik dan berkampanye untuk disukai pemilih di sisa 40 hari ini.
Survei nasional LSI diselenggarakan awal Mei 2014 dengan jumlah responden 2.400 orang dan tingkat kesalahan sekitar 2 persen. Wawancara dilakukan tatap muka di 33 propinsi dengan metode multistage random sampling. Survei dilengkapi dengan riset kualitatif melalui Focus Group Discussion, In Dept-Interview dan Media Analisis.
Lima kantong suara
Ade menjelaskan, survei LSI tersebut bertemakan "Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar(NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga)".
"Pertanyaannya bisakah keunggulan mesin politik Prabowo-Hatta itu dikonversi juga untuk mengubah dukungan pemilih? Bisakah Jokowi-Jusuf kalla mempertahankan, atau bahkan menambah keunggulannya dalam 40 hari terakhir menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014," katanya.
Ade mengatakan, Prabowo-Hatta diuntungkan oleh lebih banyak dan lebih besar mesin partai politik. Total prosentase suara partai di belakang mereka 48,93 persen. Sementara koalisi partai di belakang Jokowi hanya 38,97 persen.
Untuk sementara, sesuai hasil survei LSI bahwa di antara lima kantong suara terbanyak itu, Jokowi-Jusuf Kalla unggul di empat komunitas. Prabowo-Hatta hanya unggul di satu komunitas saja: Muhammadiyah. Apa yang membuat pasangan Jokowi-Jusuf Kalla unggul di empat komunitas itu?
"Sayangnya hingga hari ini, mayoritas pemilih termasuk di lima kantong suara itu masih merasa tak tahu apa program yang akan diperjuangkan pasangan yang bertarung. Selama ini tokoh yang bertarung jarang berbicara program. Lebih banyak pemilih yang tak tahu program Jokowi, di atas 80 persen. Sedangkan yang tak tahu program Prabowo, di atas 70 persen," demikian Ade Mulyana.
Pemilu Presiden, 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
TWITTER.COM/OH_MENGAPA
Sabtu, 26 Oktober 2013
Kisah Presiden SBY, Dari Lembah Tidar Hingga Negeri Paman Sam
bintang lembah tidar |
- Susilo Bambang Yudhoyono adalah sosok yang suka meningkatkan kualitas dan
kemampuan diri. Tak hanya di dunia militer, wawasannya juga terasah di pelbagai
bidang keilmuan.
Keinginan dan
cita-cita SBY untuk menjadi tentara sejak kecil kian menggebu-gebu sejak lulus
bangku SMA. Profil tentara dengan pakaian seragam tempur lengkap dengan topi
baja, begitu membekas dalam benak SBY. Selain itu, figur sang ayah yang
berpangkat pembantu letnan satu menjadi inspirasi baginya.
Apalagi
setelah ia mengethaui adanya Akademi Militer Nasional (AMN), ketika bersama
sang ayah dan keluarga mengadakan perjalanan wisata ke Lembah Tidar di
Magelang, Jawa Tengah. Waktu itu, SBY masih berada dibangku kelas Lima Sekolah
Dasar Gajahmada.
Kenangan
manis di masa kecilnya terwujud begitu ia dinyatakan lulus ujian masuk AMN yang
sudah berganti nama menjadi AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia). Inilah kampus yang telah melahirkan jenderal-jenderal dalam Tentara
Nasional Indonesia (TNI). Ke tempat inilah SBY melangkahkan kaki, berusaha
merajut masa depan yang cerah.
Dalam
catatan sejarah, lembaga pendidikan ini telah melahirkan banyak jenderal dari
bintang satu hingga bintang empat. Mereka adalah putra putri terbaik TNI, yakni
Jenderal Edi Sudradjat (1960), Jenderal Faisal Tanjung (1961), Jenderal R.
Hartono (1962), Jenderal Wismoyo Arismunandar (1963), Jenderal Wiranto (1968),
Jenderal Agum Gumelar (1968), Jenderal Subagyo Hadisiswoyo (1970), Jenderal
Tyasno Sudarto (1970), Jeneral Fachrul Razi (1970), Jenderal Luhut Panjaitan
(1970), Jenderal Endriartono Sutarto (1971), Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono
(1973), dan Jenderal Ryamizard Ryacudu (1974).
Sebetulnya,
SBY terlambat satu tahun untuk mendaftarkan diri mengikuti pendidikan Militer.
Keterlambatannya ini lebih disebabkan kendala geografis, dan kendala informasi.
Lagipula, transportasi antara Pacitan dengan kota-kota di sekitarnya memang
sangat sulit. Ketika itu, ia mengira pendaftaran baru dibuka setelah lulus
ujian SMA. Nyatanya pendaftaran itu dibuka menjelang berakhirnyaujian akhir
kelas tiga SMA. Itulah sebabnya, SBY harus menunggu pendaftaran di akhir 1969.
Anak-anak muda yang siap membaktikan diri di jajaran TNI dan POLRI |
Untuk
mengisi hari-hari yang panjang di tahun penantian, ia sempat mengikuti pendidikan
di Fakultas Teknik Mesin Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS). Namun,
ia hanya mengikuti tahapan orientasi kampus. SBY lebih memilih masuk PG-SLP di
Magelang. Di sama ia dapat mempersiapkan fisik mental dan intelaktualnya, agar
bisa lulus ujian penyaringan AKABRI tingkat Jawa Timur mapun tingkat Pusat di
Bandung.
Menjelang
akhir 1969, ketika pendaftaran AKABRI kembali dibuka, SBY mendaftarkan diri dari
Malang. Dalam tes pertama di Magelang, ia dinyatakan lulus. Ia berhak mengikuti
tes lanjutan di Bandung. Ternyata ia pun lulus hingga dikirim ke Magelang untuk
mengikuti pendidikan yang akan dimulai pada awal 1970.
Menjalani Masa Perpeloncoan (Viracharya) Sebagai Taruna Baru (Tahun 1970) |
Setelah tiga bulan menjalani pendidikan basis
militer tanpa hambatan berarti, SBY dilantik menjadi taruna AKABRI dengan
pangkat Prajurit Taruna (Pratar) dan kopral taruna. Dengan elantikan menjadi
pratar, SBY dan teman-temannya secara resmi telah menjadi anggota militer.
Hari-hari terakhir di Lembah Tidar yang penuh
dengan kegiatan belajar, dan berlatih, dapat dilalui dengan penuh gembira.
Baginya, masa-masa berada di Magelang merupakan turning point dalam kehidupan
pribadinya. Mesiki hidup dalam suasana serba ketat, keras, dan penuh disiplin,
ia tidak merasakan sebagai hambatan.
Selama Pendidikan, SBY aktif mengikuti berbagai
kegaitan yang diadakan AKABRI Daras. Salah satu aktivitas yang sempat
digelutinya adalah menjadi anggota Drumband AKABRI Darat, Cantalokananta.
Sesi Latihan Tempur |
Selama belajar di AKBRI Darat, prestasi SBY
tergolong menonjol dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya. Berbagai
penghargaan mulai dari penghargaan untuk bidang kepribadian, intelektual hingga
penghargaan bidang fisik ia raih pada setiap tingkatan yang dilaluinya.
Dalam kurun waktu empat tahun itu, ia mendapat
tujuh bintang penghargaan, sebuah prestasi yang belum pernah dimiliki teruna
lainnya. Bahkan pada puncaknnya, ia menerima penghargaan Adhi Makayasa dari
Presiden Soeharto saat pelantikan Perwira di Surabaya pada tahun 1973.
Rileks dan Bergaya saat jeda latihan di Lembah Tidar, Magelang |
Bintang Adhi Makayasa hanya diberikan kepada
teruna yang mengakhiri masa pendidikan di AKABRI dengan predikat terbaik
diangatannya. Terbaik dalam segala hal, mulai dari kepribadian, fisik, mental
dan akademis. Bisa dipastikan, pemegang bintang itu adalah lulusan dengan
predikat Summa Cumlaude. The Star Was Born. Long Live the Star.
Yang sangat mengagumkan kelak putra sulung SBY,
Agus Harimurti Yudhoyono, juga keluar sebagai lulusan terbaik tahun 2000, dan
meraih Bintang Adhi Makayasa. Like FatherLike Son.
tenor macan tidar |
Beberapa bulan setelah menyandang Pangkat
Letda, SBY terpilih mengikuti pendidikan di pusat pendidikan militer ternama
Angkatan Darat Amerika Serikat, Rangers
School dan Air bone School di
Frot Benning. Pilihan terhadapnya untuk mengikuti pendidikan itu sekaligus
mengisyaratkan bahwa ia merupakan salah satu perwira yang punya masa depan.
Ketiga bertugas di Mabes TNI-AD, SBY kembali
mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, ia
tinggal di AS mengikuti kursus Infrantry Officer advance cource sekaligus
praktek kerja di Divisi 82 Lintas Udara Angkatan Darat AS. Dalam periode
bersamaan, SBY juga mengikuti pendidikan lintas udara di Airborne School.
Kesempatan ini baginya untuk memperdalam metode pendidikan dan pelatihan,
taktik dan doktrin kelintasudaraan, untuk kelak dipadukan dengan doktrin Linud
TNI yang relatif baru berkembang.
Ia juga berkesempatan emngikuti latihan
penerjunan Jungle Warfar di Panama. Merka terbang selama sembilan jam dari
daratan America Serikat sebelum diterjunkan ke Panama. Tak lama setelah
mengikuti Jungle Warfare di Panama, SBY dipanggla Komandan Pusat Infanteri
(PUSIF) Brigjen Faisal Tanjung untuk membicarakan persiapan kedatangan
persenjataan anti tank buatan Belgia Jerman. Saat itu, ia menjabat sebagai
instruktur militer di Pusif.
SBY saat mengikuti latihan Jungle Warfare di Panama |
Pergulatan pemikiran SBY dengan dunia wacana
peran militer di dunia ketiga semakin intensif, ketika ia memperoleh kesempatan
mengikuti US Army Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth
pada tahun 1990. Kepercayaan dirinya bertambah ketika memasuki lembaga pendidikan
ini. Selama berada di US Army CGSC, ia menyempatkan diri meraih jenjang Master
Degree dalam Ilmu Manajemen di Universitas Webster.
SBY menginjakkan kakinya kembali di daratan
Eropa 10 tahun kemudian, ketika ia dipercaya memimpin misi perdamaian di Bosnia
Herzegovina. Kali ini sebagai Chief Military Observer Pasukan Pemelihara
Perdamaian PBB taun 1995-1996, membawahi ratusan perwira multnegara. Saat
itulah ia berhasil meraih pangkat Brigadir Jenderal. Kariernya pun terus
meroket.
Langganan:
Postingan (Atom)